Karena terletak di garis
katulistiwa, Indonesia secara umum akan memiliki iklim tropis dan memiliki 2
musim yakni penghujan dan kemarau. Dengan dampak ini, Indonesia sering terjadi
banjir saat musim penghujan dan kekeringan dasyat saat musim kemarau. Tapi tahukah
anda, menurut saya Indonesia memiliki banyak sekali musim, sekali lagi ini
menurut saya. Di Indonesia, khususnya jawa, khusus lagi tempat tinggal saya di
Ngawi, Jawa Timur, kami punya banyak sekali musim. Musim yang ada di kota saya
selain musim penghujan dan musim kemarau ada juga musim mangga, musim durian,
musim rambutan, musim panen padi, musim yang tak kalah heboh adalah musim
hajatan.
Kenapa hajatan saya bilang musim,
dikarenakan di kota saya masih banyak masyarakat yang menjunjung tinggi adat –
adat nenek moyang dalam hal hajatan. Ya secara adat orang jawa akan
menghitung/mencari hari baik dalam melaksanakan hajatan. Dan setelah mendapat
hari baik tidak ayal akan menumpuk orang yang melaksanakan hajatan dan juga bias
jadi terlaksana secara berkala. Layaknya atlet lari estafet, hajatan di wilayah
saya sambung menyambung saling bergantian sampai di ujung “bulan baik”.
Dalam hajatan, masyarakat kami
masih menjunjung adat rewang atau
dalam bahasa Indonesia disebut gotong royong dalam melaksanakan hajatan. Walau terkadang
satu RT melaksanakan hajatan beriringan berganti hari berganti tempat akan
tetapi budaya ini tetap dijunjung tanpa dirusak dengan alasan lelah. Dalam budaya
kami saling membantu sudahditanamkan sedari dulu, orang kaya dan miskin akan
berbaur dalam acara ini sehingga bisa menjadi penghancur penghalang status ekonomi.
Dalam pelaksanaannya, budaya
gotong royong sangat berguna bagi masyarakat Indonesia, sehingga tidak salah
dahulu nenek moyang kita selalu mengajarkan untuk saling membantu antar
tetangga. Dimana di era yang semakin komplek dan budaya barat semakin banyak dating
menggerus budaya kita, sikap menjunjung tinggi dan cita akan budaya nenek
moyang perlu untuk dipertahankan dan diwariskan. Coba kita pikirkan sejenak,
apabila kita kita sebagai masyarakat Indonesia akan tetapi melupakan budaya
sendiri, suatu saat nanti anak cucu kita jika ingin mengetahui budaya bangsa
mungkin harus kuliah di luar negeri.
Kalau kita sebagai penerus budaya
bangsa tidak peduli, maka jangan marah jika Negara lain mengambil budaya kita. Sudah
banyak budaya kita dipelajari orang asing karena keindahannya, namun kenapa
kita justru tak mengerti akan budaya kita sendiri. Saya mulai bepikir, kita
menjadi asing di negeri sendiri.
#terbangmelayang2k17
#mencobabangkit
0 komentar:
Posting Komentar